Jumat, 22 Oktober 2010

Segitiga Bermuda

Langsung ke: navigasi, cari
Peta dari Segitiga Bermuda
Segitiga Bermuda (bahasa Inggris: Bermuda Triangle), kadang-kadang disebut juga Segitiga Setan adalah sebuah wilayah lautan di Samudra Atlantik seluas 1,5 juta mil2 atau 4 juta km2 yang membentuk garis segitiga antara Bermuda, wilayah teritorial Britania Raya sebagai titik di sebelah utara, Puerto Riko, teritorial Amerika Serikat sebagai titik di sebelah selatan dan Miami, negara bagian Florida, Amerika Serikat sebagai titik di sebelah barat.
Segitiga bermuda sangat misterius. Sering ada isu paranormal di daerah tersebut yang menyatakan alasan dari peristiwa hilangnya kapal yang melintas. Ada pula yang mengatakan bahwa sudah menjadi gejala alam bahwa tidak boleh melintasi wilayah tersebut. Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa itu semua akibat ulah makhluk luar angkasa

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Sejarah awal

Pada masa pelayaran Christopher Colombus, ketika melintasi area segitiga Bermuda, salah satu awak kapalnya mengatakan melihat “cahaya aneh berkemilau di cakrawala”. Beberapa orang mengatakan telah mengamati sesuatu seperti meteor. Dalam catatannya ia menulis bahwa peralatan navigasi tidak berfungsi dengan baik selama berada di area tersebut.
Berbagai peristiwa kehilangan di area tersebut pertama kali didokumentasikan pada tahun 1951 oleh E.V.W. Jones dari majalah Associated Press. Jones menulis artikel mengenai peristiwa kehilangan misterius yang menimpa kapal terbang dan laut di area tersebut dan menyebutnya ‘Segitiga Setan’. Hal tersebut diungkit kembali pada tahun berikutnya oleh Fate Magazine dengan artikel yang dibuat George X. Tahun 1964, Vincent Geddis menyebut area tersebut sebagai ‘Segitiga Bermuda yang mematikan’, setelah istilah ‘Segitiga Bermuda’ menjadi istilah yang biasa disebut. Segitiga bermuda merupakan suatu tempat dimana di dasar laut tersebut terdapat sebuah piramid besar mungkin lebih besar dari piramid yang ada di Kairo Mesir. Piramid tersebut mempunyai jarak antara ujung piramid dan permukaan laut sekitar 500 m,di ujung piramid trsebut terdapat dua rongga lubang lebih besar.

[sunting] Penjelasan beberapa sumber

Berikut adalah penjelasan dari beberapa narasumber yang menyatakan keanehan Segitiga Bermuda bahwa di sana terdapat gas methan, dianggap kapal yang hilang di sana telah melampaui batas kargo, Pangkalan UFO, tempat berkumpulnya para setan golongan Jin (Istana Setan) dan ada yang mengatakan bahwa di sanalah terletak telaga "Air Kehidupan" yang sanggup membuat awet muda dan panjang umur.

[sunting] Muatan berlebih

Peta tempat-tempat yang mengandung gas methana
Perusahaan asuransi laut Lloyd's of London menyatakan bahwa segitiga bermuda bukanlah lautan yang berbahaya dan sama seperti lautan biasa di seluruh dunia, asalkan tidak membawa angkutan melebihi ketentuan ketika melalui wilayah tersebut. Penjaga pantai mengkonfirmasi keputusan tersebut. Penjelasan tersebut dianggap masuk akal, ditambah dengan sejumlah pengamatan dan penyelidikan kasus.

[sunting] Gas Methana dan pusaran air

Penjelasan lain dari beberapa peristiwa lenyapnya pesawat terbang dan kapal laut secara misterius adalah adanya gas metana di wilayah perairan tersebut. Teori ini dipublikasikan untuk pertama kali tahun 1981 oleh Badan Penyelidikan Geologi Amerika Serikat. Teori ini berhasil diuji coba di laboratorium dan hasilnya memuaskan beberapa orang tentang penjelasan yang masuk akal seputar misteri lenyapnya pesawat-pesawat dan kapal laut yang melintas di wilayah tersebut.
Menurut Bill Dillon dari U.S Geological Survey, air bercahaya putih itulah penyebabnya. Didaerah segitiga maut Bermuda, tapi juga di beberapa daerah lain sepanjang tepi pesisir benua, terdapat "tambang metana". tambang ini terbentuk kalau gas metana menumpuk di bawah dasar laut yg tak dapat ditembusnya. Gas ini dapat lolos tiba2 kalau dasar laut retak. Lolosnya tdk kepalang tangung. Dengan kekuatan yg luar biasa, tumpukan gas itu menyembur ke permukaan sambil merebus air, membentuk senyawaan metanahidrat.
Air yang dilalui gas ini mendidih sampai terlihat sebagai "air bercahaya putih". Blow out serupa yg pernah terjadi dilaut Kaspia sudah banyak menelan anjungan pengeboran minyak sebagai korban. Regu penyelamat yang dikerahkan tidak menemukan sisa sama sekali. Mungkin karena alat dan manusia yang menjadi korban tersedot pusaran air, dan jatuh kedalam lubang bekas retakan dasar laut, lalu tanah dan air yg semula naik ke atas tapi kemudian mengendap lagi didasar laut, menimbun mereka semua.

[sunting] Gempa laut dan gelombang besar

Teori ini mengatakan gesekan dan goncangan di tanah di dasar Lautan Atlantik menghasilkan gelombang dahsyat dan seketika kapal-kapal menjadi hilang kendali dan langsung menuju dasar laut dengan kuat hanya dalam beberapa detik. Adapun hubungannya dengan pesawat, maka goncangan dan gelombang kuat tersebut menyebabkan hilangnya keseimbangan pesawat serta tidak adanya kemampuan bagi pilot untuk menguasai pesawat.

[sunting] Gravitasi

Gravitasi (medan graviti terbalik, anomali magnetik graviti) dan hubungannya dengan apa yang terjadi di Segitiga Bermuda; sesungguhnya kompas dan alat navigasi elektronik lainnya di dalam pesawat pada saat terbang di atas Segitiga Bermuda akan goncang dan bergerak tidak normal, begitu juga dengan kompas pada kapal, yang menunjukkan kuatnya daya magnet dan anehnya gravitasi yang terbalik.

[sunting] Pangkalan U.F.O.

Pemerintah dan Akademis Independen A.S. mengatakan Segitiga Bermuda disebabkan karena tempat tersebut merupakan Pangkalan UFO sekelompok mahkluk luar angkasa/alien yang tidak mau diusik oleh manusia, sehingga kendaraan apapun yang melewati teritorial tersebut akan terhisap dan diculik. Ada yang mengatakan bahwa penyebabnya dikarenakan oleh adanya sumber magnet terbesar di bumi yang tertanam di bawah Segitiga Bermuda, sehingga logam berton-tonpun dapat tertarik ke dalam.

[sunting] Istana Setan

Dalam hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad, dikatakan bahwa pertemuan antara suhu panas dan dingin (sejuk) adalah ikatakan larangan ini karena tempat seperti itu adalah tempat yang paling digemari oleh Setan.[1] Karena menurut beberapa pendapat ada yang mengatakan bahwa Segitiga Bermuda merupakan pusat bertemunya antara arus air dingin dengan arus air panas, sehingga akan mengakibatkan pusaran air yang besar/dasyat. Karena bermuda terletak di perairan Atlantik di pertengahan antara benua Amerika bagian utara dan Afrika. Secara mudah lokasi ini adalah kawasan pertembungan dua arus panas dari Afrika dan sejuk dari Amerika Utara.
Menurut beberapa orang muslim meyakini dengan hadist ini yang dianggap telah terjawab tentang misteri Segitiga Bermuda. Perkara-perkara aneh yang sering terjadi itu tentu antara lain disebabkan pertembungan antara panas dan sejuk dan menganggap Istana Setan terletak secara tersembunyi di situ. Kemudian dikatakan pula bahwa Dajjal pada saat sekarang menetap di Segitiga Bermuda itu sampai pada menjelang akhir zaman ia akan keluar.

[sunting] Air Kehidupan

Menurut Syaikh Imam M. Ma’rifatullah al-Arsy, segitiga bermuda merupan tempat titik terujung di dunia ini. Di tengah kawasan itu terdapat sebuah telaga yang airnya dapat membuat siapa saja yg meminumnya menjadi panjang umur, ditempat itu pula Nabi Khidzir bertahta sebagai penjaga sumber "Air Kehidupan" tersebut. Syaikh Imam Ma’rifatullah berkata kalau penyelamat akhir Zaman Imam Mahdi akan keluar dari Ghaibnya melalui tempat tersebut dengan menggunakan jubah suci berwarna kebiruan.

[sunting] Tempat yang indah dan berbahaya

Menurut sebuah naskah kuno menyatakan bahwa Raja Iskandar Agung pernah mencoba masuk ke kawasan agung itu dan sekembalinya mereka mengatakan bahwa tempat itu berpasirkan permata dan berbatukan berlian. Tempat yang dipenuhi dengan kabut putih tebal itu sangat indah untuk dipandang tapi sangat berbahaya untuk di datangi.[2]

[sunting] Lorong waktu

Dalam sejarah, orang, kapal-kapal, pesawat terbang dan lain-lain sebagainya yang hilang secara misterius seperti yang sering kita dengar di perairan Segitiga Bermuda, sebenarnya adalah masuk ke dalam lorong waktu yang misterius ini.
Seorang ilmuwan Amerika yang bernama Ado Snandick berpendapat, mata manusia tidak bisa melihat keberadaan suatu benda dalam ruang lain, itulah obyektifitas keberadaan lorong waktu.
Dalam penyelidikannya terhadap lorong waktu, John Buckally mengemukakan teori hipotesanya sebagai berikut:
  • Obyektifitas keberadaan lorong waktu adalah bersifat kematerialan, tidak terlihat, tidak dapat disentuh, tertutup untuk dunia fana kehidupan umat manusia, namun tidak mutlak, karena kadang-kadang ia akan membukanya.
  • Lorong waktu dengan dunia manusia bukanlah suatu sistem waktu, setelah memasuki seperangkat sistem waktu, ada kemungkinan kembali ke masa lalu yang sangat jauh, atau memasuki masa depan, karena di dalam lorong waktu tersebut, waktu dapat bersifat searah maupun berlawanan arah, bisa bergerak lurus juga bisa berbalik, dan bahkan bisa diam membeku.
  • Terhadap dunia fana (ruang fisik kita) di bumi, jika memasuki lorong waktu, berarti hilang secara misterius, dan jika keluar dari lorong waktu itu, maka artinya adalah muncul lagi secara misterius.
Disebabkan lorong waktu dan bumi bukan merupakan sebuah sistem waktu, dan karena waktu bisa diam membeku, maka meskipun telah hilang selama 3 tahun, 5 tahun, bahkan 30 atau 50 tahun, waktunya sama seperti dengan satu atau setengah hari.
Meskipun beberapa teori dilontarkan, namun tidak ada yang memuaskan sebab munculnya tambahan seperti benda asing bersinar yang mengelilingi pesawat sebelum kontak dengan menara pengawas terputus dan pesawat lenyap.

[sunting] Penemuan Piramida di Segitiga Bermuda

Beberapa ilmuwan Amerika, Perancis dan negara lainnya pada saat melakukan survey di area dasar laut Segitiga Bermuda, Samudera Atlantik, menemukan sebuah piramida berdiri tegak di dasar laut yang tak pernah diketahui orang. Panjang sisi dasar piramida ini mencapai 300 meter, tingginya 200 meter, dan jarak ujung piramida ini dari permukaan laut sekitar 100 meter. Ukuran, piramida ini lebih besar skalanya dibandingkan dengan piramida Mesir kuno yang ada di darat.
Di atas piramida terdapat dua buah lubang yang sangat besar, air laut dengan kecepatan tinggi melalui kedua lubang ini, dan oleh karena itu ombak yang besar dapat membentuk pusaran raksasa yang membuat perairan di sekitar ini menimbulkan ombak yang dahsyat menggelora dan badai pada permukaan laut.
Ada beberapa ilmuwan Barat yang berpendapat bahwa Piramida di dasar laut ini mungkin awalnya dibuat di atas daratan, lalu terjadi gempa bumi yang dahsyat, dan menggelamkan daratan ke dasar laut seiring dengan perubahan penurunan permukaan tanah. Ilmuwan lainnya berpendapat bahwa beberapa ratus tahun yang silam perairan di area Segitiga Bermuda dianggap pernah menjadi sebagai salah satu landasan aktivitas bangsa Atlantis, dan Piramida di dasar laut tersebut mungkin sebuah gudang pemasokan mereka.
Ada juga yang curiga bahwa Piramida kemungkinan adalah sebuah tanah suci yang khusus dilindungi oleh bangsa Atlantis pada tempat yang mempunyai sejenis kekuatan dan sifat khas energi kosmosnya, Piramida itu bisa menarik dan mengumpulkan sinar kosmos, medan energi atau energi gelombang lain yang belum diketahui dan struktur pada bagian dalamnya mungkin adalah resonansi gelombang mikro, yang memiliki efek terhadap suatu benda dan menghimpun sumber energi lainnya.
Li Hongzhi dalam buku yang berjudul Zhuan Falun mempunyai penjelasan tentang penemuan peradaban prasejarah sebagai berikut; “Di atas bumi ada benua Asia, Eropa, Amerika Selatan, Amerika Utara, Oceania, Afrika dan benua Antartika, yang oleh ilmuwan geologi secara umum disebut ‘lempeng kontinental’. Sejak terbentuknya lempeng kontinental sampai sekarang, sudah ada sejarah puluhan juta tahun. Dapat dikatakan pula bahwa banyak daratan berasal dari dasar laut yang naik ke atas, ada juga banyak daratan yang tenggelam ke dasar laut, sejak kondisi ini stabil sampai keadaan sekarang, sudah bersejarah puluhan juta tahun.
Namun di banyak dasar laut, telah ditemukan sejumlah bangunan yang tinggi besar dengan pahatan yang sangat indah, dan bukan berasal dari warisan budaya umat manusia modern, jadi pasti bangunan yang telah dibuat sebelum ia tenggelam ke dasar laut.” Dipandang dari sudut ini, misteri asal mula Piramida dasar laut ini sudah dapat dipecahkan.

[sunting] Peristiwa-peristiwa terkenal

[sunting] Penerbangan 19

Pesawat pada penerbangan TBF Grumman Avenger, mirip dengan penerbangan 19
Salah satu kisah yang terkenal dan bertahan lama dalam banyaknya kasus misterius mengenai hilangnya pesawat-pesawat dan kapal-kapal yang melintas di segitiga bermuda adalah Penerbangan 19. Penerbangan 19 merupakan kesatuan angkatan udara dari lima pesawat pembom angkatan laut Amerika Serikat.
Penerbangan itu terakhir kali terlihat saat lepas landas di Fort Lauderdale, Florida pada tanggal 5 Desember 1945. Pesawat-pesawat pada Penerbangan 19 dibuat secara sistematis oleh orang-orang yang ahli penerbangan dan kelautan untuk mengahadapi situasi buruk, namun tiba-tiba dengan mudah menghilang setelah mengirimkan laporan mengenai gejala pandangan yang aneh, dianggap tidak masuk akal.
Karena pesawat-pesawat pada Penerbangan 19 dirancang untuk dapat mengapung di lautan dalam waktu yang lama, maka penyebab hilangnya dianggap karena penerbangan tersebut masih mengapung-apung di lautan menunggu laut yang tenang dan langit yang cerah.
Setelah itu, dikirimkan regu penyelamat untuk menjemput penerbangan tersebut, namun tidak hanya pesawat Penerbangan 19 yang belum ditemukan, regu penyelamat juga ikut lenyap. Karena kecelakaan dalam angkatan laut ini misterius, maka dianggap "penyebab dan alasannya tidak diketahui".
Dan juga ditemukan adanya kaitan segitiga bermuda dengan atlantis yang ditemukan adanya penemuan kota-kota kuno dan berbagai bangunan di segitiga bermuda tersebut". Atlantis yang diduga tenggelam dalam waktu satu hari satu malam diduga kuat tenggelam di segitiga bermuda dan beberapa kawasan lainnya yang mirip dengan kejadian yang ada pada segitiga bermuda tersebut salah satunya yaitu di Indonesia, Malaysia, India, dan lainnya".

[sunting] Kronologi dari beberapa peristiwa terkenal

  • 1840: HMS Rosalie
  • 1872: The Mary Celeste, salah satu misteri terbesar lenyapnya beberapa kapal di segitiga bermuda
  • 1909: The Spray
  • 1917: SS Timandra
  • 1918: USS Cyclops (AC-4) lenyap di laut berbadai, namun sebelum berangkat menara pengawas mengatakan bahwa lautan tenang sekali, tidak mungkin terjadi badai, sangat baik untuk pelayaran
  • 1926: SS Suduffco hilang dalam cuaca buruk
  • 1938: HMS Anglo Australian menghilang. Padahal laporan mengatakan cuaca hari itu sangat tenang
  • 1945: Penerbangan 19 menghilang
  • 1952: Pesawat British York transport lenyap dengan 33 penumpang
  • 1962: US Air Force KB-50, sebuah kapal tanker, lenyap
  • 1970: Kapal barang Perancis, Milton Latrides lenyap; berlayar dari New Orleans menuju Cape Town.
  • 1972: Kapal Jerman, Anita (20.000 ton), menghilang dengan 32 kru
  • 1976: SS Sylvia L. Ossa lenyap dalam laut 140 mil sebelah barat Bermuda.
  • 1978: Douglas DC-3 Argosy Airlines Flight 902, menghilang setelah lepas landas dan kontak radio terputus
  • 1980: SS Poet; berlayar menuju Mesir, lenyap dalam badai
  • 1995: Kapal Jamanic K (dibuat tahun 1943) dilaporkan menghilang setelah melalui Cap Haitien
  • 1997: Para pelayar menghilang dari kapal pesiar Jerman
  • 1999: Freighter Genesis hilang setelah berlayar dari Port of Spain menuju St Vincent.

North London derby



The North London derby is the name of the football local derby between the two major teams in North LondonArsenal and Tottenham Hotspur. It specifically refers to individual matches between the teams, but can also be used to describe the general ongoing rivalry between the clubs.

Contents

[hide]

[edit] History

The first meeting between the two sides was a friendly on November 19, 1887, when Arsenal were located in Plumstead (then part of Kent but now in Greater London), and known as Royal Arsenal. The match was abandoned 15 minutes before it was due to end "owing to darkness" with Spurs leading 2-1.[1] The first League match between the clubs was in the First Division, on December 4, 1909; Arsenal won 1-0.[2]
However, a proper rivalry between the two teams did not begin until 1913, when Arsenal moved from the Manor Ground, Plumstead to Arsenal Stadium, Highbury, just four miles from Tottenham's White Hart Lane; by doing so, they became Tottenham's nearest neighbours and thus began a natural local rivalry. The two teams first faced each other as "north London" clubs (although Tottenham was technically in Middlesex until incorporated into Greater London in 1965) in a War Relief Fund friendly on August 22, 1914 at White Hart Lane; although Arsenal were in the Second Division and Tottenham in the First, Arsenal won 5-1.[3] They would go on to meet regularly during World War I in the London Combination, the regional wartime competition of the time.
The rivalry escalated in 1919 when, after World War I, the First Division was to be expanded by two teams, and the League held a meeting of the clubs to decide the two clubs by means of a vote. 19th-placed Chelsea, who would otherwise have been relegated, were allowed to stay and thus they took the first of the two spots. The second spot could have been awarded to 20th-placed Tottenham, or Barnsley, who had finished 3rd in the Second Division, but Arsenal (along with four other clubs) also bid for the place, despite their only finishing 6th in Division Two - although an error in the calculation of goal average meant Arsenal had actually finished fifth, an error which was corrected by the Football League in 1980.[4]
Arsenal-Tottenham Carling Cup Second Leg End.OGG
Arsenal playing Tottenham Hotspur in the 2006-07 League Cup semi-final, second leg at Emirates Stadium.
After an endorsement by League President and chairman of Liverpool John McKenna on account of their longer membership of the League, Arsenal won the vote by eighteen votes to Spurs' eight (Barnsley got five, Wolves four, Nottingham Forest three, Birmingham two and Hull City one) and were thus elected to the First Division.[5] It has been frequently alleged that Arsenal chairman Sir Henry Norris used underhand dealings in order to bring this about, although nothing has been proven.[6] The decision infuriated Tottenham and their supporters, although eleven years previously, Tottenham themselves had been elected to join the Football League Second Division despite only finishing 7th in the 1907-08 Southern League,[7] at the expense of Southern League champions Queen's Park Rangers, who had also applied and had resigned from the Southern League in expectation of promotion.[8][9]
Despite the setback, Tottenham were soon promoted back into the top flight after taking the 1919-20 Second Division title,[10] and the derby was once again regularly contested. The first fully competitive derby match after Arsenal's 1913 move to North London was a First Division match that finished 2-1 to Tottenham, on January 15, 1921 at White Hart Lane. The early matches between the two were noted for their bitterness - a particularly vicious match in September 1922 led to both clubs being censured by the Football Association and threatened with being forced to play behind closed doors.[5][11]
Tottenham played in the Second Division between 1928 and 1933, and 1935 and 1950,[10] which naturally led to a drop in the number of matches between the two clubs in this period and a cooling of passions. Relations between the two clubs improved somewhat after the Second World War, after Tottenham allowed Arsenal to play their home matches at White Hart Lane while Highbury was requisitioned as an ARP station and subsequently bombed. The two sides met in the FA Cup for the first time in the 1948-49 season, when Arsenal won a third round tie 3-0.
Since 1950 there has only been one season (1977-78[10]) where Spurs and Arsenal have not been in the same division, meaning fixtures between the two are regular and this has maintained the rivalry to the present day; there have been many notable matches where the course of a title or the journey to a cup final has relied on the outcome of a derby match. As with most major football rivalries, there is much banter and gloating between the two sets of fans, many of whom work and even live together, and players who transfer between the two teams receive a bad reception from their former fans; the most recent example was defender Sol Campbell,[12] who was nicknamed "Judas" by Spurs fans after he crossed the divide in 2001.
Arsenal fans have a celebration day related to the North London rivalry. Arsenal fans celebrate St. Totteringham's day which is the day in the season when Tottenham cannot mathematically finish above Arsenal on the league table. [13] [14] [15] [16] [17]. St Totteringham Day was Arsenal fans' response to Spurs fans having, some years before, declared 14th April to be St Hotspur day in honour of Spurs' 3-1 win over Arsenal in the 1991 FA Cup semi final. St Hotspur Day was also celebrated on 14th April 2010, when Spurs beat Arsenal 2-1. [18]

[edit] Fans

Arsenal fans call themselves "Gooners" - a reworking of the club's "Gunners" nickname (itself a reference to Arsenal's origins as a munitions factory team). Spurs fans call themselves "yids" - a reference to the fact that, because of the large Jewish element among their support, fans of many other clubs back in the 1970's and 80's directed anti semitic chants at Spurs fans. In an attempt to draw the sting from these chants, Spurs fans (whether Jewish or not) adopted the words "yid" and "yiddo" for themselves and thereby turned a pejorative into a term of pride and belonging. With the passing of time and as a consequence of the ever mutating nature of the English language, the words "yid" and "yiddo" now only ever mean "Spurs fan" (or player) when used in the context of English football - even by fans of other teams. There is, however, still some controversy over the use of "yid" or "yiddo", especially for those who do not understand the positive origins of Spurs fans' use of the words.
Both Spurs' and Arsenal's fan bases are highly cosmopolitan and multi ethnic - a reflection of the cultural diversity of north London. Both clubs also have extensive fan bases throughout the UK and the rest of the world - though, because of far greater success since the inception, in 1992, of the Premier League (now by far the world's most popular televised domestic football league), Arsenal has much the bigger global fan base.
This influx of new fans has, however, led to accusations that Arsenal's crowd is not as passionate as it once was. Before moving to their new Emirates stadium in 2006, Arsenal's old stadium, Highbury, had become widely referred to as the "Library" because it too often lacked the noise, passion and atmosphere of many other stadiums in England - especially for the less glamorous games. If anything, the move to the new stadium has exacerbated this problem[19]. By contrast, Spurs' White Hart Lane home is considered to be one of the more atmospheric stadiums in the Premier League. In the only two known measurements of the Premier League's loudest fans, Spurs fans placed 2nd (of 20) in both 2007 and 2008 [20] [21]. It remains to be seen, however, whether Spurs can retain such an atmosphere if their proposed development of a new stadium on the same site comes to fruition.

[edit] Cup semi-finals and title deciders

Although Arsenal and Tottenham have never met in a major cup final, there have been North London derby matches that have significantly contributed to one of the two clubs winning a trophy, such as semi-finals and title deciders. These include:
  • Tottenham 0-1 Arsenal (May 3, 1971) – The final match of the 1970-71 league campaign, with Arsenal needing a win or a goalless draw to take the First Division title (a score draw would have meant Leeds United won on goal average). The game was tight with few real chances on goal, until the very end. With three minutes to go, John Radford's shot forced Pat Jennings into a good save; George Armstrong got to the rebound and chipped the ball across goal and Ray Kennedy headed home the winner. Spurs desperately tried to get a goal back but to no avail; Arsenal held on to win the title (the first half of the Double that season).
  • Tottenham 1-2 Arsenal (March 4, 1987) – Arsenal and Spurs had drawn 2-2 on aggregate in the League Cup semi-finals; with no away goals rule in force, the match was replayed at Spurs' home ground of White Hart Lane. Spurs went 1-0 up through Clive Allen but Arsenal substitute Ian Allinson equalised and David Rocastle scrambled home the winner to send Arsenal through to the Final, where they won their first trophy since 1979.
  • Tottenham 3-1 Arsenal (April 14, 1991 at Wembley) – The first FA Cup semi-final between the two sides. Arsenal were chasing a second Double, but Tottenham's Paul Gascoigne scored after just five minutes with a free kick from 30 yards out. Gary Lineker made it two, and although Alan Smith pulled one back for the Gunners before half-time, Lineker scored again in the second half to seal the result. Arsenal's Double dream was dashed, though they still won the League that season; Spurs lifted the Cup a month later.
  • Arsenal 1-0 Tottenham (April 4, 1993 at Wembley) – The second FA Cup semi-final between the two, in which Arsenal sought revenge over their North London rivals for the 3-1 semi final defeat two years earlier. Tony Adams scored with a header from a Paul Merson free kick for the Gunners in the 79th minute; Arsenal prevailed despite Lee Dixon's sending-off, and went on to win the FA Cup in May and complete the first ever domestic cup double.
  • Tottenham 2-2 Arsenal (April 25, 2004) – Arsenal were unbeaten in the Premier League and only needed a point to secure the title. The Gunners were 2-0 up after 35 minutes thanks to Patrick Vieira and Robert Pirès' goals. A famous win looked to be on the cards, but Spurs restored some pride by denying Arsenal victory; in the second half Jamie Redknapp scored from long-range, then Robbie Keane converted a 90th-minute penalty. Nevertheless, Arsenal still won the title at their rivals' home ground, repeating their triumph of 1971.
  • Tottenham 5-1 Arsenal (January 22, 2008) - Tottenham's first victory over Arsenal since November 1999, in the second leg of the League Cup semi-final; the teams had drawn 1-1 at the Emirates Stadium. Although many Arsenal fans argue that they were playing a team made up mainly of young reserve team players. However, among Arsenal's team that night were Gallas, Sagna, Hleb, Silva, Fabregas, Adebayor, Diaby, Walcott, Eduardo and Bendtner [22] - all of whom regularly featured in Arsenal's first team. Furthermore, Tottenham's team on the night was, actually, younger on average than Arsenal's. Tottenham were 2-0 up by half time with Jermaine Jenas' strike and a Nicklas Bendtner own goal. After half-time Spurs added two more from Robbie Keane and Aaron Lennon; Emmanuel Adebayor pulled one back for Arsenal, before Steed Malbranque scored a fifth goal in injury time, to put Tottenham into the 2008 League Cup Final, 6-2 on aggregate. Spurs went on to lift the trophy.[23]

[edit] Statistics and records

As of October 1, 2009 there have been 163 competitive first-class meetings between the two teams since the first league meeting in 1909, of which Arsenal have won 67 and Tottenham 50.[24] The most goals in one game were scored in the closely contested 5-4 Arsenal Premiership victory at White Hart Lane on November 13, 2004. The biggest winning margin was a 6-0 away win by Arsenal on March 6, 1935. Tottenham have twice won 5-0 (December 25, 1911 and April 4, 1983) and Arsenal once, all three fixtures taking place at White Hart Lane.[2]
Tottenham's record for goals scored against Arsenal is shared by Billy Minter and Bobby Smith, with nine goals each.[25] Arsenal's record is held jointly by Emmanuel Adebayor, Alan Sunderland & Robert Pires with eight each.[26] Arsenal's long-time defender David O'Leary holds the record for most North London derbies played (35), while Gary Mabbutt and Steve Perryman shared the corresponding record for Spurs, with 31.[26]
Terry Dyson is the only Spurs player to score a hat-trick in a first-class derby game, having done so on August 26, 1961, in a 4-3 win for Spurs.[27] The Arsenal players to have done so are Ted Drake (October 20, 1934) and Alan Sunderland (December 23, 1978).[28]
These are the major football honours of Arsenal and Tottenham Hotspur.

National Competition Arsenal Tottenham Hotspur
First Division / Premier League 13 2
FA Cup 10 8
Football League Cup 2 4
Total 25 14

European Competition Arsenal Tottenham Hotspur
Cup Winners Cup 1 1
Uefa Cup 0 2
Inter-Cities Fairs Cup 1 0
Total 2 3

[edit] Summary of results

As of September 21, 2010

Arsenal wins Draws Spurs wins Arsenal goals Spurs goals
League 61 42 46 234 202
FA Cup 3 0 2 7 5
League Cup 7 3 3 19 16
Charity Shield 0 1 0 0 0
Total 71 46 51 260 223

[edit] Crossing the divide

Perhaps due to the rivalry between the clubs, relatively few players have played for both Arsenal and Spurs since 1913. The players who have done so are listed below.[25][28]

[edit] Arsenal, then Tottenham

Name Pos Arsenal Tottenham
Career Apps Goals Career Apps Goals
Jimmy Brain FW 1924–31 232 139 1931–35 34 10
Laurie Brown DF 1961–64 109 2 1964–66 65 3
David Jenkins MF 1966–68 25 9 1968–70 17 2
Rohan Ricketts MF 2001–02 1 0 2002–05 36 2
David Bentley MF 1997–2006 1 1 2008- 40 3
William Gallas DF 2006-2010 101 12 2010- 2 0
In addition, former Spurs player, Herbert Chapman, subsequently became manager of Arsenal; former Arsenal winger Joe Hulme managed Tottenham Hotspur between 1945 and 1949, while ex-Gunner Terry Neill was Spurs manager between 1974 and 1976, before crossing back to manage Arsenal between 1976 and 1983. Most famously, George Graham was first an Arsenal player, then managed the Gunners between 1986 and 1994, before being fired and later taking up the reins at White Hart Lane between 1998 and 2001.
Clive Allen played three matches in Arsenal's 1980-81 pre-season friendly campaign, although never played a competitive league match for them.
Jamie O'Hara was a youth player at Arsenal, before joining Tottenham. However he did not play a single game[29]
Ron Piper was an amateur at Arsenal without playing a senior match before joining Tottenham in October 1960.

[edit] Tottenham, then Arsenal

Name Pos Tottenham Arsenal
Career Apps Goals Career Apps Goals
George Hunt FW 1930–37 198 138 1937–38 21 3
Freddie Cox RW 1938–49 105 18 1949–53 94 16
Vic Groves MF 1952–53 4 3 1955–64 201 37
Jimmy Robertson RW 1964–68 181 31 1968–70 59 8
Steve Walford DF 1975–77 1 1 1977–81 98 4
Willie Young DF 1975–77 64 4 1977–81 237 19
Pat Jennings GK 1964–77 590 1 1977–85 327 0
Sol Campbell DF 1992–2001 315 15 2001–06 and 2010 197 11
Additionally, Herbert Chapman played as an amateur at Spurs between 1905 and 1907, long before he was the Gunners' first title-winning manager between 1925 and 1934.[30]

[edit] Played for both teams in North London derby

The following players have played in at least one North London derby for both teams:[31]
Name Arsenal v Tottenham Tottenham v Arsenal
Laurie Brown 4 3
Sol Campbell 8 12
David Jenkins 2 1
Pat Jennings 9 23
Jimmy Robertson 1 8
Willie Young 8 3
Jimmy Robertson is the only player to have scored for both teams in North London derbies.